Kamis, 22 Januari 2009

Pilih Caleg yang Dekat Dengan Tuhan

 

Jelang Pemilu 9 April 2009

Oleh : M. REDHA HELMI

Sekum KAMMI Kepulauan Riau

Panca keputusan MK tentang sistem suara terbanyak membuat suhu pemilu semakin memanas, hal ini jelas terlihat dan kita rasakan. Disepanjang jalan kota terpampang berbagai macam warna bendera parpol, foto para colon legislatif mulai dari baliho kecil sampai yang berukuran sangat besar. Semuanya menggambarkan betapa antusianya para peserta pemilu untuk memenangkan pemilu 2009 nanti,uporia ini tidak hanya terjadi di daerah perkotaan namun di desa-desa kecilpun sangat terasa sekali nuansa politik Pemilu 2009.

Beberapa waktu yang lalu orang nomor satu di Kota Gurindam ini yakni Walikota Tanjungpinang Ibu Hj. Suryatati A Manan menyerukan kepada para calon legislatif agar mendekatkan diri dengan Tuhan agar siap menerima kemenangan ataupun kekalahan dalam pamilu 2009 nanti. Peristiwa ini mengingatkan penulis tentang kisah Khalifah Umar Bin Khattab ketika ingin memilih seorang Gubernur. Saat itu sebelum beliau memilih, Khalifah Umar Bin Khattab menyebarkan selebaran yang mengatakan bahwa beliau akan memilih Gubernur yang dekat dengan Allah yang indikasinya adalah orang yang rajin melaksanakan shalat di masjid. Pernyataan ini dilanjutkan oleh Khalifah Umar dengan mengatakan alasanya memilih seperti itu karena bagaimana mungkin seorang manusia itu bisa di percaya jika dengan Allah Yang Maha Tahu, Yang Maha Melihat Segala tindakan manusia saja dia berani berbohong apalagi dengan atasan dan rakyatnya yang sama-sama manusia.

Pernyataan Khalifah tersebut sangat masuk pada logika manusia, memang benar apa yang beliau katakan manusia yang tidak taat kepada Sang Khalik adalah manusia yang tidak bisa di percaya. Dihadapan Allah saja dia tidak melaksanakan perinah Allah yang telah Menciptakannya apa lagi perintah atasan dan rakyatnya. Pemillu 2009 adalah salah satu ajang pesta demokrasi yang akan dilalui oleh masyarakat Indonesia. Harapan perubahan kearah yang lebih baik selalu menjadi harapan segenap rakyat.

Bercermin dari kisah Khalifah Umar bin Khattab di atas maka ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kisah ini menjelang pemilu nanti yakni keputusan Khalifah Umar dalam memilih Gubernurnya,belaiu memilih orang yang rajin shalatnya hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa pemimpin yang baik adalah yang dekat dengan Tuhannya sama halnya sperti yang telah dikatakan oleh ibu Walikota Tanjungpinang Hj. Suryatati A Manan. Orang yang dekat dengan Allah akan senantiasa ingat akan amanah yang ada pada pundaknya, setiap apa yang akan dilakukannya senantiasa ia niatkan sebagai ibadah buatnya karena memang manusia di ciptakan didunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Dalam pertarungan pemilu nanti sebuah kepastian bagi kita adalah kemenangan dan kekalahan. Seyogyanya semua orang pasti siap dan bisa menerima sebuah kemenangan namun sebuah kekalahan tidak semua orang bisa menerimanya. Jika kita kembali melihat keadaan yang terjadi saat ini ada sebuah kebimbangan yang dirasakan oleh rakyat kita. Melihat begitu besarnya pengeluran materi yang dilakukan oleh para caleg membuat kekwatiran masyarakat muncul akan adanya usaha pengembalian modal yang akan dilakukan para caleg apabila lolos menjadi Anggota DPR. Jika hal ini terjadi maka harapan perubahan yang lebih baik akan semakin jauh.

Ada beberapa alasan kenapa penulis menyerukan untuk memilih caleg yang dekat dengan tuhan. Alasan pertama,orang yang dekat dengan Tuhan adalah orang yang senantiasa membersihkan jiwanya (tazkiatun nufus) sebagaimana orang-orang shaleh dahulu. Dia akan senantiasa ingat akan amanah yang ada padanya yakni sebagai wakil dari rakyat yang harus melayani rakyatnya bukan minta dilayani oleh rakyat. Jika kita kembali melihat realita banyak sekali anggota DPR dan DPRD yang selalu minta dilayani dengan uang rakyat, rapat di hotel-hotel megah yang hanya menghamburkan uang rakyat dan mungkin masih banyak lagi kezaliman yang dilakukan oleh para wakil rakyat .

Alasan kedua,kenapa harus pilih caleg yang dekat dengan tuhan karena niatnya adalah untuk kepentingan umum bukan pribadi ataupun golongan. Setelah terpilih dia tidak akan menjadikan kursi dewan sebagai penghasilannya atau sebagai ajang untuk mengumpulkan harta kekayaan bahkan sebaliknya dia akan menyalurkan uang rakyat sesuai pada porsinya dan untuk rakyatnya. Akan tersalurkanlah segala kebutuhan rakyat yang diinginkan dan insya Allah akan mensejahterakan rakyatnya. Korupsi yang selama menjadi penyakit dan iab bangsa yang telah menggerogoti kursi dewan dan pemerintahan akan terkikis jika pemerintah dan wakil rakyatnya dekat dengan sang Khalik

Alasan ketiga, Caleg yang dekat dengan Tuhan adalah orang yang mampu menggunakan fasilitas yang ia punya sebagai sarana untuk mensejahterakan rakyat bukan kesejahteraan pribadi ataupun kelompoknya. Ketika duduk di kursi dewan nanti dia akan mendapatkan berbagai fasilitas untuk mempermudah pekerjaannya, namun sebagai mana kita lihat sekarang fasilitas itu hanya sedikit sekali yang diguakan untuk kepentingan rakyat bahkan kebanyakan digunakn untuk kepentingan pribadi belaka, hal ini terjadi karena banyak dewan kita yang tidak dengan dengan tuhan. Untuk lebih nyatanya kisah  Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan contoh nyata bagi kita, ketika beliau menjadi khalifah dalam waktu kurang lebih tiga tahun beliau mampu memberantas kemiskinan, bahkan Badan Amil Zakat (BAZ) tidak mampu mencari rakyat miskin sebagi penerima zakat dan diceritakan pada suatu malam beliau sedang bekerja dirumahnya tiba-tiba datang seorang sahabat yang ingin membicarakan tentang hal pribadi kepada beliau dan ketika itu juga beliau mematikan lampu yang ia gunakan pada saat itu dan sang sahabat bertanya kepada beliau kenapa mematikan lampunya lantas beliau menjawabnya dengan tenang dan berkata ”lampu ini adalah milik rakyat sedangkan kita akan berbicara hal pribadi jadi tak patut kita gunakan lampu ini hanya untuk urusan pribadi”, ini merupakan kisah yang nyata dari seorang pemimpin yang dekat dengan Allah SWT dan bukan sebuah dongeng belaka.

Alasan yang keempat, kenpa harus memilih Caleg yang dekat dengan Tuhan adalah karena orang yang dekat dengan tuhan akan selalu merasa di awasi oleh Allah Yang Maha Melihat sehingga akan terhindar dari melakukan perbuatan maksiat, sebagai mana yang tejadi saat ini. Kita melihat banyak sekali para yang anggota dewan yang katanya terhormat tetapi malah menghinakan institusinya sendiri. Beberapa waktu lalu masih terngiyang di telinga kita tentang kasus suap yang menimpa salah satu anggota DPR RI, kasus asusila tentang perselingkuhan anggota DPR RI, tidak hanya satu orang bahkan lebih dari itu. Ini adalah gambaran yang diberikan oleh Allah SWT bahwa orang yang melupakan Allah akan lupa dengan dirinya sendiri. Apakah kita akan terus berdiam diri melihat wakil rakyat seperti ini? Tentunya kita berharap tidak demikian.

Masih banyak alasan lain yang menjadi dasar bagi penulis kenapa kita harus memilih pemimpin yang dekat dengan Tuhan. Gambaran penomena yang terjadi di pemerintahan kita sudah cukup menjadi pelajaran bagi kita agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Caleg yang tidak dekat dengan Tuhan akan menghalalkan segala macam cara untuk menggapai apa yang dia inginkan. Apapun akan dilakukan asalkan lolos menajdi anggota dewan. Dan jika terpilih nanti maka dia akan menggerogoti uang rakyat, dia akan mengeruk uang rakyat sebagai ganti terhadap pengeluaran yang ia lakukan pada saat masa kampanye yang lalu. Jika hal itu terjadi maka rakyat akan kembali sengsara.

Dalam kesempatan ini penulis menyerukan kepada para masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Provinsi Kepulauan Riau agar berhati-hati dalam menentukan pilihan pada pemilu 2009 nanti karena pilihan ini akan menentukan bagaimana bangsa ini lima tahun yang akan datang. Rakyat hendaknya jeli dalam memilih jangan mudah tergoda dengan iklan kampanye, pesona wajah para caleg, penampilan, uang yang diberikan dll, tapi lihatlah bagaimana hubungannya dengan Sang Khalik dan kehidupanya dengan masyarakat karena hal itulah yang akan menunjukkan kewibaan dan kharisma pemimpin sesungguhnya. Ingatlah jangan hanya uang lima puluh ribu kita korbankan lima tahun. Terakhir harapan penulis semoga rakyat bisa menentukan pilihan kepada orang yang tepat, sehingga harapan kita untuk hidup sejahtera dapat terwujudkan.***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELAJAR MEMBANGUN KEMAMPUAN MECINTAI

  Cinta adalah gagasan tentang bagaimana membahagiakan dan menumbuhkan orang lain. Selanjutnya adalah kemauan baik yang menjembatani gagas...