Minggu, 19 Juli 2009

KAJIAN TEORITIS PERAN ISLAM DALAM PERKEMBANGAN IPTEK


Gk_g4ul(062)[1] 

Oleh : M. Redha Helmi
Sekretaris Umum KAMMI Daerah Kepulauan Riau

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya 23 tusukan per menit (Qardhawi, 1997). dunia hanya perlu waktu beberapa menit saja untuk mengetahui kabar pendaratan Neil Amstrong di bulan (Winarno), orang naik haji dengan kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12 jam

Subhanallah…

Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya yang asli, ternyata disimpan di “bank” dan kemudian baru dititipkan pada bibinya, Elenna adik (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung di Barat bisa berjalan walau pun asal sperma dan ovumnya bukan dari suami isteri (Hadipermono, 1995). dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus influenza hingga mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja (Bakry, 1996). Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia. tidak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, perjudian.

Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk dilihat kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin? Sejauh manakah agama Islam dapat berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi modern? Tulisan ini bertujuan menjelaskan peran dalam perkembangan dan pemanfaatan teknologi tersebut.

Paradigma Hubungan Agama-Iptek
Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma (Lihat Yahya Farghal, 1990: 99-119):

Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din ‘an al tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. Agama dan iptek sama terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan). Paradigma ini mencapai kematangan pada akhir abad XIX di Barat sebagai jalan keluar dari kontradiksi ajaran Kristen (khususnya teks Bible) dengan

penemuan ilmu pengetahuan modern.

Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan. Paradigma tersebut didasarkan pada pikiran Karl Marx (w. 1883) yang memandang agama (Kristen) sebagai candu masyarakat, karena agama menurutnya membuat orang terbius dan lupa akan penindasan kapitalisme yang kejam. Karl Marx mengatakan:

“Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of the heartless just as it is the spirit of a spiritless situation. It is the opium of the people.

(Agama adalah keluh-kesah makhluk tertindas, jiwa dari suatu dunia yang berjiwa, sebagaimana ia merupakan ruh/spirit dari situasi yang ruh/spirit. Agama adalah candu bagi rakyat).

Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam –yang terwujud dalam apa dalam al-Qur`an dan al-Hadits– menjadi qa’idah fikriyah pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (An-Nabhani, 2001). Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya) : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. [96]: 1).

Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan Aqidah Islam (Al-Qashash, 1995: 81). paradigma yang dibawa Rasulullah Saw (w. 632 M) yang meletakkan Aqidah Islam yang berasas Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah sebagai asas ilmu pengetahuan. Beliau mengajak memeluk Aqidah Islam lebih lalu setelah itu menjadikan aqidah tersebut sebagai pondasi dan standar berbagai pengetahun. Ini dapat ditunjukkan misalnya dari suatu peristiwa ketika di masa Rasulullah Saw terjadi gerhana matahari, yang bertepatan dengan wafatnya putra beliau (Ibrahim). Orang-orang berkata, matahari ini terjadi karena meninggalnya Ibrahim.” Maka Rasulullah segera menjelaskan: “Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian kelahiran seseorang, akan tetapi keduanya termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah. Dengannya Allah memperingatkan hamba-hamba-Nya Bukhari dan an-Nasa`i] (Al-Baghdadi, 1996: 10).

Dengan jelas kita tahu bahwa Rasulullah Saw telah meletakkan Aqidah sebagai dasar ilmu pengetahuan, sebab beliau menjelaskan, bahwa fenomena alam adalah tanda keberadaan dan kekuasaan Allah, tidak ada hubungannya dengan nasib seseorang. Hal ini sesuai dengan aqidah muslim yang tertera dalam al-Qur`an:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang berakal.” (Qs. Ali ‘Imran [3]: 190).

Inilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar segala pengetahuan seorang muslim. Paradigma inilah yang telah mencetak muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek. Itulah hasil prestasi cemerlang dari paradigma Islam ini yang dapat dilihat kejayaan iptek Dunia Islam antara tahun 700 – 1400 M. Pada masa dikenal nama Jabir bin Hayyan (w. 721) sebagai ahli kimia termasyhur, Khawarzmi (w. 780) sebagai ahli matematika dan astronomi, Al (858) sebagai ahli astronomi dan matematika, Al-Razi (w. 884) sebagai kedokteran, ophtalmologi, dan kimia, Tsabit bin Qurrah (w. 908) sebagai kedokteran dan teknik, dan masih banyak lagi (Tentang kejayaan iptek Dunia Islam lihat misalnya M. Natsir Arsyad, 1992; Hossein Bahreisj, 1995; Ahmed dkk, 1999; Eugene A. Myers 2003; A. Zahoor, 2003; Gunadi dan Shoelhi, 2003).

Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek

Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw. Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini, Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan keimanan muslim.

Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada al-Qur’an dan al- Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada al qur’an dan al-Hadits. Ringkasnya, al-Qur`an dan al-Hadits adalah standar (dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek dikembangkan, harus sesuai dengan al-Qur`an dan al-Hadits, dan tidak bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits itu. Jika suatu konsep bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits, maka konsep itu ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan

manusia pertama, Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan dengan firman Allah SWT yang menegaskan, Adam adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk lainnya sebagaimana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001). Firman Allah SWT:

“(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani).”

[32]: 7).

Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu al-Qur`an dan al-Hadits hanyalah standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam boleh mengambil iptek dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi Saw penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu berasal tradisi kaum Persia yang beragama Majusi

Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek

Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul firman Allah:

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan…” (Qs. an-Nisaa` [4]: 65).

Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigm Islam, dan bukannya paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh Islam dalam membangun struktur ilmu pengetahuan. Kedua syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek. Jadi, syariah Islam bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia.

Mari kita simak firman-Nya:

“Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Qs. al-A’raaf [7]: 96).

Wallahu a’lam.

Selasa, 02 Juni 2009

PLN TANJUNGPINANG ANTARA JANJI DAN FAKTA

 

BI 

Oleh : M. REDHA HELMI
Sekretaris Umum KAMMI Daerah Kepri / Aktivis LDK STAI-MU Tanjungpinang

Listik merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat umum apalagi para pengusaha dan pemerintah. Karena setiap kantor menggunakan computer dalam melaksanakan administrasi pemerintahan dan jika listrik tidak nyala maka kerja mereka akan ikut tertunda begitu juga dengan pelaku bisnis dan pengusaha yang tentunnya sangat membutuhkan listrik tidak terlepas dari semua itu mahasiswa seperti saya dan masyarakat umumnya sangat membutuhkan listrik

Permasalah listrik yang sekarang terjadi di tanjungpinang sudah terlalu panjang dan dilematis sekali. 

Di berbagai media telah diberitakan bahwa krisis listrik yang terjadi merupakan kurangnya daya listrik yang sdisebabkan karena mesin yang ada mengalamai kerusakan dan sedang dalam perawatan, selalu itu yang menjadi alsan PLN ketika ditanya mengenai hal ini. Sebagai masyarakat apakah kita hanya menerima begitu saja alas an yang dipaparkan? Berbagai janJi telah diucapkan PLN bahwa semua ini akan diatasi dengan secapatnya pemadaman bergilir yang dilakukan akan dikurangi dan tidak akan dilakukan lagi namun sampai  saat ini pemadaman tetap saja dilakukan bahkan sampai berjam-jam dan ada yang tidak sesuai dengan gilirannya sampai dua atau tiga kali dilakukan pemadaman diderah yang sama.

Didalam mengahadapi permasalahan ini sebagai control social, saya melihat ada beberapa permasalahan yang seharusnya segera kita tuntaskan dalam menghadapi krisis listrik di daerah kita ini. Mana mungkin ada asap jika tidak ada api, semua ini tentunya memilki sebab kenapa krisis ini terus berlanjut sampai sekarang.

Penyebab Terjadinya krisis Listrik

Sebagaimana kita ketahui ada beberapa penyebab utama yang terjadi sehingga krisis listrik ini terus berlanjut. Pertama, krisis listrik yang berkepanjangan ini terjadi karena penyebab utamanya seperti yang pernah diungkapkan oleh Nuryasfin sebagai manejer PLN tanjungpinang adalah masalah investasi, kendala utama adalah masalah pendanaan dan tidak adanya investor hal ini juga disebabkan karena PLN tanjungpinang adalah sebuah rayon yang tidak bisa semudah itu saja menerima investor. Sehingga terjadilah berbagai kekurangan pelayanan karena kurangnya dana .

Kedua,  daya listrik yang dibutuhkan oleh tanjungpinang pada beban puncaknya adalah sekitar 37 MW, hal ini diungkapkan oleh anggota komisi III DPRD Provinsi Rudi Chua beberapa waktu yang lalu. Ini merupakan alas an yang kedua dan alas an klasik sekali yang diungkapkan oleh PLN, setiap pemadaman yang terjadi selalu saja ini menjadi alasan mereka. Padahal ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir ini. Janji selalu diucapkan bahwa kekurangan daya ini akan segera berakhir dan pada bulan juni dan juli PLTU akan mulai dioperasikan namun sampai sekarang belum ada kejelasan kapan PLTU bisa siap beroperasi.

Ketiga, masalah birokrasi dan manajemen PLN. Ini merupakan sebuah penyebab juga yang membuat krisis listrik ini terjadi. Keputusan PLN pusat untuk tetap bermuara pada pusat membuat PLN daerah tidak dapat berbuat banyak sehingga mereka hanya bisa melakukan apa adanya yang bisa mereka lakukan dan kita bisa lihat sendiri beginilah jadinya. Pemadaman pun terus dilakukan. Dalam UU No. 20 tahun 2002 tentang ketenaga listrikan pada BAB IV RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN Pasal 5 sangat jelas disebutkan bahwa pemerintah daerah menysun rencana umum ketenagalistrikan daerah dan pemerintah menetapkan rencana umum nasionl dengan memperhatikan rencana umum daerah, tapi tanda Tanya besar yang muncul adalah apakah pemerintah kita telah memiliki rencana umum ketenagalistrikan daerah? Dan ternyata sampai saat ini kita belum memilki rancangan umum itu dan kita masih berada pada rancangan umum dari provinsi RIAU.

SOLUSI

Diatas adalah sebagian kecil penyebab krisis ini terjadi, namun masih banyak lagi permaslahan lain yang sebenarnya menjadi penyebab krisis llistrik ini, dan untuk itu ada beberapa solusi yang ingin saya tawarkan dalam menghadapi krisis ini.

Pertama, untuk masalah yang terjadi tentang masalah investasi atau pendanaan hendaknya PLN mulai berpikir untuk tidak bermuara pada PLN pusat dan seharusnya jika tidak PLN pusat membagi menjadi tiga bagian seperti yang di ungkapkan gubernur Kepri Ismeth Abdullan agar manajeman PLN bisa lebih mudah dan memberikan keluasan bagi daerah untuk berbuat.

Kedua, pemerintah dan PLN harus segera menyiapkan PLTU dan memberikan pasokan tambahan energy Listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah harus senantiasa mengawasi proyek pembangunan PLTU diGalang Batang pemerintah harus terus melakukan penekanan kepada PLN agar segera menyiapkan itu semua jika itu tidak dilakukan maka tetap saja PLN dan krisis ini akan terjadi.

Ketiga, masalah birokrasi satu pintu merupakan kendala yang cukup besar juga bagi PLN daerah namun dalam hal ini yang lebih ingin saya tawarakan adalah agar pemerintah segera membuat rencana umum ketenagalistrikan daerah karena selama ini provinsi Kepri masih berada pada rencana umum ketenagalistrikan provinsi Riau. Padahal UU No. 20 tahun 2002 sudah sangatt jelas bagi provinsi ini untuk sudah mulai membuat rencana umum keternagalistrikan daerah. Dalam rencan umum ketenaga listrikan nasional propinsi kepri masih berada pada kawasan Riau kecuali Batam. Ini menandakan bahwa pemerintah harus segera membuat RUKD demi terlaksananya system manajemen listrik yang lebih baik.

Itulah tawaran yang bisa saya berikan sebagia masyarakat. Mungkin masih banyak tawaran lain yang bisa kita lakuakan. Memberikan tawaran bukan saja hanya sekedar konsep, kami akan ikut memantau perkemabnagn listrik di daerah ini. Tentunya Butuh keseriausan baik dari pemerintah maupun PLN dalam menghadapi permasalah krisis listrik yang melanda dan sebagai masyrakat hendaknya kita terus memberikan dukungan kepada pemerintah dan PLN untuk menyelesaikan masalah yang sekarang terjadi.wallahu’alam bissawab

Rabu, 27 Mei 2009

BELAJAR MEMAHAMI SEBELUM MINTA DIPAHAMI

 


(Kajian Pergerakan KAMMI KEPRI)
Oleh: M. REDHA HELMI
Sekum KAMDA KEPRI

“Maka disebabkan oleh rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu “. (QS. AI-Imran: 159)

Melayani adalah tugas setiap muslim. la bagaikan seorang dokter yang siap menyediakan obat mujarab sesuai dengan penyakit yang diderita pasiennya (Hasan Al Banna).

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam berbagai deminsi dan kelebihan serta kelemahan yang ada. Ketika kita melihat kebelakang kita akan tahu banyak kisah yang telah terjadi sebelum kita dilahirkan, banyak peristiwa yang telah diceritakan oleh Allah tentang orang-orang yang beruntung dan orang-orang yang merugi, hanya sekarang tinggal kita yang memilih kemana jejak yang akan kita ikuti. Umat ini memiliki begitu banyak sejarah para aktivis dakwah yang telah sukses mendirikan berbagai pergerakan yang sampai saat ini masih kita rasakan dan kita lihat militansi para kadernya serta komitmen yang dibangun olehnya.

Dalam usaha melakukan penyebaran dakwah ini akan banyak hambatan yang akan kita jumpai, mulai dari masalah internal oraganisasi kita sampai pada masalah diluar organisasi kita. Mulai dari masalah ketika mengajak mad’u untuk bergabung dijalan dakwah ini sampai pada pembinaan para mad;u yang telah kita rekrut. Sebagaimana saya samapaikan di atas Rasululla pada 14 abad silam telah mengajarkan kita bagaimana kita harus bersikap dalam memahami mad’u kita salah satunya ada dalam sebuah kisah.
Pada suatu waktu tiba-tiba seorang Badui buang air kecil di pojok masjid Rasulullah. proses saling melayani. Maka, serentak para sahabat bereaksi keras.Tapi perhatikan apa yang dilakukan Rasulullah, beliau mende¬kati dan dengan kelemah lembutan hatinya dan bertanya, “Tidak kah kamu tahu tempat apakah ini?” dijawab olehnya “Tidak”. Kemu¬dian ditanya lagi “Apakah kamu tahu apa hukumnya air kencingmu?” dijawab olehnya “Tidak tahu”. Maka segera ia meminta salah seorang sahabat untuk membersihkannya.

Begitulah Rasulullah bersikap. la mema¬hami dahulu suasana hati orang Badui tersebut. Sebelum kemudian memberi pengarahan dan penjelasan.Itulah yang disebut dengan mela¬yani dengan hati. Melayani dengan hati adalah menumbuhkan sikap empati, berusaha mema¬hami, baru minta dipahami.

Berusaha melayani dengan hati, artinya kita harus membawa diri kita seperti orang yang ada dihadapan kita, memahami apa yang dibutuhkan oleh manusia di depan mata kita. Kata kunci dalam meIayani dengan hati ini adalah komunikasi. Tampilkan sebaik mung¬kin, jelas, dan lemah lembut serta senantiasa bersedia menyiapkan telinga untuk mende¬ngar keluhan atau kebutuhan orang lain. Sebagaimana kata hati dalam bahasa Inggris ialah Heart yang kalau dipisah menjadi Hear dan Art, berarti seni mendengarkan.

Ini adalah salah satu kisah yang digambarkan oleh rasullah ketika menghadapi objek dakwahnya. Bagaimana dengan kita sekarang? Sudahkah kita memahami objek dakwah yang ada didepan mata kita? Dalam kesehariannya kita sering kali lupa dan lalai untuk melakukan hal yang satu ini. Kita lebih banyak meminta orang untuk memahami kita sementara kita tidak bisa memahami orang lain. Kita bisa bayangkan ketika itu terjadi pada organisasi dakwah ini, sudah barang tentu organisasi ini akan rapuh dan tidak akan mempunyai ketahanan.

Belakangan ini kita melihat pergerakan organisasi dakwah ini sedikit demi sedikit mulai memudar, kader yang demikian banyaknya hilang satu persatu. Kebersamaan yang diikat oleh aqidah tidak lagi menjadi kekuatan dan jiwa organisasi ini. Berkaca pada firman Allah yang tercantum pada pembukaan tulisan ini maka perlu kita telaah kembali dan melihat kebelakang bukan berarti kita harus mundur, tapi kita harus memplajari peristiwa yang telah kita lalui pada waktu yang lalu.

“Maka disebabkan oleh rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikop keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu “. (QS. AI-Imran: 159)

Ayat diatas sudah jelas menggambarkan kepada kita sekiranya kita bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Hati ini kadang bertanya apakah ini karena sikap kita yang terlalu egois dengan pendapat kita sendiri atau apakah ini karena ulah kesombongan kita dalam memimpin? Apakah ini karena bahasa komunikasi kita yang masih belum tepat? Atau adakah hal lain yang terjadi dalam oraganisasi ini?

Saudarku, marilah kita kembali memulai langkah dakwah kita ini dengan kembali meluruskan niat kita. Dakwah ini akan tetap ada dan terus berjalan, jangan jadikan kita sebagai penghalang dan penyebab kemunduran dakwah ini. Cukuplah yang lalu menjadi pelajaran berharga bagi kita. Marilah kita kembali membangun rasa persaudaraan iman kita agar kita lebih kokoh sebagaiman persaudaraan iman antar kaum muhajirin dan anshar, persaudaraan yang tidak dibatasi oleh talian darah, keturunan, ras dan suku. Semoga kedepannya kita akan menjadi orang yang lebih baik.

Jumat, 17 April 2009

UN DI JADIKAN KAMBING HITAM

 

honda1 

Oleh : M. REDHA
HELMI
Sekretaris Umum KAMMI KEPRI

Setiap menjelang akhir tahun ajaran sekolah-sekolah mulai sibuk dengan aktivitasnya untuk melakukan berbagai persiapan menghadapi sebuah evaluasi nasional yang selama ini dikatakan sebagai raksasa yang menakutkan, karena jika tidak lulus dalam evaluasi ini maka usaha pendidikan yang ditempuh selama tiga tahun di bangku pendidikan akan menjadi sia-sia belaka. Ujian Try out mulai marak dilakukan baik dari sekolah maupun dari pemerintah mulai dari tingkat sekolah dasar sampai menengah atas. Setiap tahun standar kelulusan pendidikan semakin meningkat dari tahun sebelumnya, hal ini dilakukan pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia terlepas tercapai tidaknya tujuan ini kia semua bisa menilai itu dengan melihat realita yang ada.

Tapi dalam tulisan singkat ini bukan itu yang akan saya bahas, namun ada hal yang penting yang mesti kita ketahui bersama yakni tentang proses kelulusan Ujian Nasional (UN). Selama ini kita selalu berpikir dan mungkin menyalahkan pemerintah karena telah menggunakan UN sebagai standar kelulusan nasional, tapi sebenarnya UN bukanlah penentu tunggal kelulusan seorang siswa. Selama ini UN selalu dijadikan kambing hitam oleh sekolah-sekolah yang gagal mengikuti UN

tersebut padahal kriteria penilain kelulusan seorang siswa tidak hanya dari UN saja tapi dari beberapa aspek yang diantaranya adalah, pertama, Ujian Sekolah. US merupakan salah satu penentu dalam kelulusan bagi siswa, tapi kenapa tidak pernah dipermasalahkan? Apakah benar siswanya sudah pasti lulus di US? Setiap sekolah tentunya tidak menginginkan siswanya tidak lulus dalam evaluasi akhir sehingga apapun akan dilakukan termasuklah membantu siswa dalam meluluskan ujian sekolah hal ini bisa saja terjadi.

Kedua,Kehadiran siswa dalam mengikuti pendidikan. Kehadiran siswa juga item penting dalam menentukan kelulusan siswa, karena bagaimana mungkin siswa bisa diluluskan jika dia jarang datang kesekolah atau sering bolos dari sekolahnya. Namun sekali lagi saya katakan kenapa hal ini tidak pernah dipermasalahkan? Apakan siswanya tidak pernah bolos atau jarang datang? Di zaman yang seperti ini bukannya psimis tapi melihat realita yang ada kita sering sekali menjumpai siswa yang berkeliaran ketika masih jam sekolah. Hal ini sebenarnya merupakan penilaian yang merupakan penentu kelulusan tapi penilaian ini jarang dilakukan karena sekolah beranggapan bahwa ini merupakan persoalan internal sekolah jadi tidak perlu disampaikan.

Ketiga, Afektif (Tingkah laku siswa) dalam UU No. 20 tahun 2003 jelas sekali bahwa pendidikan itu tidak hanya berdasarkan kemampuan IQ saja tapi SQ juga masuk dalam tujuan pendidikan kita. Tingkah laku siswa merupakan aspek yang termasuk dalam penilaian standar kelulusan pendidikan nasional, namun ternyata bayak kita melihat siswa yang lulus itu  tingkah lakunya tidak mencerminkan tingkah laku yang diharapkan dalam UU No.20 tahun 2003 tersebut yakni ”aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Realita yang kita lihat banyak siswa yang lulus adalah siswa yang dikategorikan siswa yang bandel atau sering bikin onar dan lain sebagainya. Apa yang saya katakan bukan hanya sebuah ungkapan tanpa bukti, saya pernah mendengar sendiri dari mulut tenaga pendidiknya bahwa siswa A tidak layak lulus karena sering bikin onar dll. Apa yang akan kita katakan lagi jika hal itu sudah terjadi?

Keempat,Ujian Nasional. UN sebagaimana kita ketahui merupakan standar kelulusan Nasional yang dibuat oleh pemerintah dan yang paling banyak mendapat kritikan dari berbagai kalangan. Ketika seseorang tidak lulus UN maka siswa tersebut akan dinyatakan gagal atau tidak lulus dalam Ujian Nasional sehingga mudah saja sekolah-sekolah yang ada menyalahkan pemerintah dengan mengkambing hitamkan UN, seolah-olah UN adalah penetu segalanya dan penyebab kegagalan pendidikan padahal sebagaimana saya katakan diatas bahwa kelulusan siswa tidak hanya dinilai dari hasil UN saja.

Keempat unsur yang saya sebutkan diatas merupakan unsur yang menjadi standar kelulusan bagi siswa. sebenarnya yang harus kita pahami adalah UN bukan penentu segalanya. Selama ini para siswa di sekolah telah memahami bahwa UN adalah segala-galanya sehingga ketika menghadapi UN mereka sudah merasa takut lebih dulu dan terjadilah rasa gugup ketika ujian membuat rasa tidak nyaman dan dibayangi rasa takut yang dalam. Padahal seharusnya rasa itu tidak dirasakan siswa jika tenaga pendidik bisa memberikan pemahaman kepada siswa tentang penilain Evaluasi kelulusan ini.

Selama ini sekolah selalu menunggu hasil UN yang merupakan penilain dari pemerintah pusat, jika UN dinyatakan lulus maka siswa itupun akan lulus meskipun sebenarnya dia tidak lulus ujian sekolah, tingkah lakunya tidak baik ataupun kehadirannya yang bermasalah. Karena tidak mungkin sekolah tidak meluluskan siswanya karena gagal ketika ujian sekolah, tidak akan ada sekolah yang tega tidak meluluskan anak didiknya, bahkan ada sekolah yang menghalalkan segalanya cara untuk meluluskan siswanya.

Hal ini adalah gambaran realita pendidikan kita. Selama ini sekolah telah membentuk pikiran kapada masyarakat bahwa UN penyebab segala-galanya padahal bukan UN penyebab segala-galanya. Dalam hal ini saya bukan berarti sepenuhnya mendukung UN tapi kita juga harus memahami usaha yang dilakukan pemerintah dan saya juga melihat UN masih punya banyak kekurang, tapi kekurangan itu tidak seharusnya dijadikan sebagai kambing hitam. Seharusnya sebagai komponen pendidikan kekurangan yang ada pada sistem pendidikan kita harus kita perbaiki bersama bukan malah saling menyalahkan. Sampai kapan kita akan terus saling menyalahkan seperti ini, samapi tahun berapa kita akan menyalahkan UN dan pemerintah? Bangsa lain sudah jauh melangkah sementara

kita masih saja di tempat dan berselisih tentang UN. Marilah kita sama-sama mencari solusi untuk mengatasi masalah pendidikan kita dan kurangi sifat kita untuk mencari kesalahan yang lain. Wallahu’alam bisswab

Jumat, 06 Maret 2009

Peran Perempuan dan Politik dalam Perspektif Islam

 

m-redha-helmi 

Batam Pos
Edisi Jumat, 06 Maret 2009
Oleh: M Redha Helmi
Sekretaris Umum KAMMI Daerah Kepulauan Riau

Suhu politik Indonesia terasa semakin panas. Tahun 2009 adalah tahun yang telah dinantikan oleh para elite politik bangsa ini, dan sekarang Pemilu legislatif sudah begitu dekat sekali. Setiap partai sudah melakukan berbagai upaya konsolidasinya baik secara interal maupun eksternal. Berbagai target sudah ditetapkan dan usaha sosialisasi pun gencar dilakukan, mulai dari partai yang baru muncul maupun partai yang sudah besar.

Berbagai macam spanduk, bendera dan foto para caleg semakin hari semakin banyak baik di jalanan kota maupun di berbagai media cetak dan elektronik. Bahkan di kendaraan umumpun banyak terdapat foto para caleg. Itu semua adalah upaya yang dilakukan dengan semngat optimisme untuk meraih suara terbanyak dalam pemilu nanti.

Dari sekian banyak caleg yang ada kali ini, penulis mengajak para pembaca sekalian untuk melihat peran perempuan yang ikut dalam ajang politik ini. Setelah adanya UU pemilu mencantumkan anjuran kuota 30 persen (pasal 66) dalam parlemen, kita bisa melihat banyak sekali dari parpol yang mengajukan calon perempuannya dalam Pemilu 2009, tapi meski adanya UU ini tentunya masih banyak PR lagi yang akan muncul.

Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang politik tentunya kita harus tahu makna politik dalam Islam serta bagaimana landasan seorang perempuan dalam politik menurut pandangan Islam. Dalam tulisan ini ada beberapa makna dan landasan peran politik seorang perempuan dalam pandangan Islam.

Makna Politik dalam Islam

Menurut Ibnu Qayyim politik adalah sebuah upaya mengantarkan manusia ke kehidupan yang lebih dekat dengan perbaikan dan jauh dari kerusakan. Kemudian Hasan Al Banna mengatakan, politik adalah hal memikirkan persoalan-persoalan internal maupun eksternal umat. Sedangkan dalam kamus Islam. Siasah adalah membudayakan manusia dengan cara membimbingnya ke jalan keselamatan untuk kehidupan dunia dan akhirat serta mengatur tata kehidupan umum dengan aturan-aturan Islam yang adil dan istiqomah.

Demikianlah berbagai definisi politik menurut beberapa tokoh pemikir Islam. Masih banyak lagi definisi politik yang lainnya. Namun jika kita teliti secara seksama kita akan menemukan kata kunci dari definisi polik menurut Islam yakni perbaikan manusia ke arah yang lebih baik dengan aturan Islam. Jadi politik bukan hanya mengantarkan seorang kepada kursi eksektif maupun legislatif saja, tetapi politik juga mengharapkan agar orang yang menjadi wakil rakyat melaksanakan perbaikan manusia ke arah yang lebih baik.

Jika kita melihat situasi yang sekarang, maka akan terjadi sebuah hal yang sangat kontradiksi sekali, di mana para elit politik yang seharusnya mengikuti pemilu dengan semangat membawa kebaikan malah melakukan suatu tindakan yang semakin menambah masalah bangsa. Kita lihat konflik internal dalam parpol yang memperebutkan kursi legislatif, bahkan ada yang saling melakukan tindakan yang saling menjatuhkan lawan politik. Bukan saja lawan politik dari parpol yang berbeda, tetapi sesama kader sebuah parpol pun saling menjatuhkan. Ini adalah gambaran politik saat ini yang saya lihat sangat jauh sekali dari pandangan Islam.

Landasan Syar’i Wanita Berpolitik

Berbicara tentang landasan syar’i tentunya kita tidak terlepas dari Alquran dan Hadist. Dalam Al-quran Surah An-Nisa ayat 124 yang artinya ”Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”.

Pada ayat di atas telah dikatakan bahwa siapapun yang berbuat amal saleh, baik laki-laki dan wanita, maka ia masuk ke dalam surga. Artinya ada kedudukan yang sama yang dimiliki seorang wanita dengan laki-laki. Jika kita lihat definisi politik menurut Islam sebagaimana di atas, adalah semangat membawa perbaikan bagi umat maka dengan adanya wanita ikut dalam politik (parlemen), merupakan sebuah usaha dari wanita itu untuk berbuat kebajikan amal saleh. Jadi tidak ada masalah jika wanita ikut dalam politik.

Para shahabiyah pada zaman Rasulullah telah memberikan kita beberapa contoh peranan mereka ketika berpolitik. Seperti Nusaibah terlibat dalam dua kali Bai’ah, Syifa menjadi kepala pasar pada masa Khalifah Umar, Ummu Salamah memberikan saran pada Rasulullah pada perjanjian Hudaibiyah, dan lain-lain. Ini menandakan peran wanita dalam politik Islam juga diperhatikan.

Jika kita melihat kondisi saat ini setidaknya ada beberapa peranan penting yang bisa dilakukan oleh seorang wanita dalam parlemen. Di antaranya, pertama, menjamin keterwakilan kepentingan perempuan, anak dan keluarga dalam produk perundang-undangan. Ini merupakan hal pokok yang bisa dilakukan jika berada di parlemen, setidaknya aspirasi tentang kaum wanita bisa tersalurkan dalam kebijakan-kebijakan undang-undang yang dibuat oleh pemerintah.

Saat ini kita bisa melihat begitu banyak para wanita dan anak-anak yang menjadi pegawai pabrik, banyaknya wanita Indonesia yang mejadi TKI dan TKW di negeri di negeri tetangga. Hal ini adalah sebagian kecil masalah perempuan yang bisa disalurk an didalam parlemen.

Kedua, membangun iklim politik yang lebih baik dan ramah. Beberapa tahun lalu menteri keuangan Indonesi Sri Mulyani mendapatkan penghargaan sebagai Menteri Keuangan yang berhasil mengatasi permasalahan ekonomi bangsa Indonesia, dan masih banyak lagi keberhasilan wanita dalam menjalani amanah di pemerintahan. Ini bukti bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki  dan mampu menciptkan iklim politik yang baik dan ramah di dunia perpolitikan.

Kedua peranan di atas merupakan sebagian peranan perempuan dan politiknya dalam pandangan Islam. Yang perlu menjadi catatan penting bagi kita adalah Islam menginginkan politik sebagai sebuah usaha perbaikan dan membimbing manusia ke arah yang lebih baik, menuju kepada kehidupan dunia dan akhirat . Siapapun berhak dan mempunyai tanggung jawab untuk melakukan perbaikan politik di negeri ini, baik dia laki-laki maupun perempuan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan politik kepada masyarakat agar menjadi lebih rasional dalam melakukan aktivitas politik harus terus dilakukan, jangan biarkan politik uang membayangi politik bangsa ini. Wallahu ’alam bissawab. ***

Rabu, 18 Februari 2009

Krisis Moral Landa Pendidikan Indonesia

 

Batam Pos

Rabu, 18 Pebruari 2009

Oleh : M. REDHA HELMI

Sekretaris Umum KAMMI Daerah Kepulauan Riau

Dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 diungkapkan, yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU RI No 20 Tahun 2003).

Dari definisi pendidikan tersebut, dengan jelas terungkap bahwa pendidikan indonesia adalah pendidikan yang usaha sadar dan terencana, untuk mengembangkan potensi individu demi tercapainya kesejahteraan pribadi, masyarakat dan negara. Ada banyak permasalahan yang timbul dari UU ini. Benarkah kita telah menyelenggarakan pendidikan? Lantas, bagaimana menjelaskan tindakan premanisme, korup, asusila, dan tindakan amoral dan melanggar hukum lainnya yang justru dilakukan oleh orang-orang terdidik dan dari institusi-institusi dan lembaga terhormat di negeri kita? Di mana letak kesalahan pendidikan selama ini?

Dalam menyikapi realitas pendidikan sebagaimana disinggung, menarik untuk dikaji pula sebuah sikap setengah hati bangsa kita. Di tengah konsensus bahwa sumber krisis berkepanjangan yang dialami bangsa Indonesia adalah krisis moral, tapi krisis ini tak kunjung usai. Di saat seluruh masyarakat dunia sibuk dengan krisis global, kita pun ikut membicarakannya. Padahal ada krisis moral yang lebih parah lagi imbasnya yang bisa menjadi bom waktu bagi bangsa ini yang akan meledak dalam waktu tertentu Belum lama ini wajah pendidikan Indonesia kembali tercorengkan oleh komponen pendidikan itu sendiri.

Ada kasus seorang remaja yang menggadaikan harga diri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sekolah. Ada kasus seorang wakil kepala sekolah yang melakukan pelecehan terhadap siswanya, padahal seorang guru yang seharusnya menjadi teladan, memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap muridnya, malah membuat onar dengan melakukan hal yang tidak pantas dilakukan.

Semua ini terjadi di dunia pendidikan kita. Di sisi lain, ada sebuah klinik dokter yang menjadi tempat aborsi. Telah banyak janin yang tak berdosa dibunuh. Bahkan Indoneisa menjadi negara yang paling banyak melakukan aborsi. Sangat ironis sekali jika kita lihat, klinik yang seharusnya menjadi tempat untuk menyelamatkan nyawa menjadi tempat pembunuhan dan yang lebih menyakitkan hati lagi hal ini dilakukan oleh dokter yang notabene sebagai orang terdidik, yang telah menghabiskan uang puluhan juta ketika menempuh pendidikannya. Jika kita kembali melihat fenomena ini, ada banyak penyebab yang melatarbelakangi terjadinya segala tindakan amoral pada pendidikan kita sehigga krisis moral ini terus berlanjut.

Pertama, di dalam dunia pendidikan kita sekolah yang favorit adalah sekolah yang dapat menghasilkan kelulusan para peserta didiknya dengan nilai yang tinggi, nilai yang lebih berdasarkan pada intelegensi semata. Sehingga guru dan siswa berpacu untuk menjadi yang terbaik dengan lebih mengutamakan IQ semata. Tanpa disadari ternyata hal ini menjadi salah satu penyebab krisis moral yang melanda pendidikan kita.

Karena sekolah-sekolah lebih mengutamakan kelulusan dengan nilai tinggi namun dari sisi spiritualnya tidak begitu diperhatikan. Padahal jika kita bercermin kembali pada UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana di atas, kita akan melihat bahwa tujuan pendidikan itu adalah pembinaan dengan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

Jika kita ambil perbandingan maka terlihat jelas bahwa pendidikan kita yang sebenarnya adalah lebih berorientasi pada pembentukan akhlak dan moral. Kedua, internalisasi nilai-nilai agama yang kurang dilakukan oleh para guru dan civitas akademika serta kurangnya keteladanan dari para pendidik. Seorang guru yang yang baik adalah pendidik yang digugu dan ditiru oleh para peserta didik. Guru seharusnya memberikan contoh baik kepada para peserta didiknya, bukan malah sebaliknya memberikan contoh yang buruk. Bagaimana mungkin para siswa akan terdidik dengan baik jika pendidiknya tidak memiliki akhlak yang baik. Bak kata pepatah ”guru kencing berdiri murid kencing berlari”. Proses pendidikan yang dilakukan saat ini hanya berkutat pada masalah pengajaran, bukan pendidikan moral Ketiga, profesionalisme guru. Guru adalah kompenen yang penting yang menentukan arah pendidikan, profesionalisme guru sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tujuan pendidikan.

Seorang guru bukan hanya seorang pengajar yang hanya mengajarkan materi sesuai kurikulum, namun dia harus mendidik para peserta didik dengan nilai-nilai keimanan dan moral yang baik sehingga tujuan pendidikan itu terlaksana dengan baik, tapi kenyataan yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Sebagian kecil guru hanya melaksanakan tugasnya sebatas mengajar materi sesuai kurikulum saja.

Sementara didikan moral serta pembinaan sangat kurang sekali. Inilah yang menjadi pemicu kerusakan moral di dunia pendidikan kita. Untuk itu hendaknya ada uji kompetensi yang dilakukan agar tujuan pendidikan kita bisa terlaksana. Keempat, titel dan gelar menjadi target, sehingga tanggung jawab ilmiah terabaikan. Hal ini banyak terjadi di daerah-daerah dan kampus-kampus.

Sebagian besar mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi banyak yang hanya ingin mengambil gelar dan titel bahkan ada yang malakukan berbagai cara, untuk mendapatkan gelar tersebut. Apa yang akan kita katakan tentang hal ini? Apakan ini sebuah kemajuan bagi pendidikan kita? Tentunya ini adalah kemunduran bagi kita dan krisis moral di dunia pendidikan kita. Ini adalah sebagian penyebab krisis moral yang terjadi di dunia pendidikan kita. Masih banyak lagi penyebab lain yang membuat moral pendidikan kita menjadi hancur. Kembali penulis ingatkan bahwa apapun yang terjadi pada dunia pendidikan kita adalah tanggung jawab kita semua.

Segala krisis moral yang melanda pendidikan kita tidak akan pernah berakhir jika semua permasalahan di atas tidak segera kita selesaikan. Perangkat pendidikan seperti guru, lembaga pendidikan dan lingkungan keluarga adalah faktor yang mempengaruhi segala prilaku manusia yang membentuk watak manusia. Krisis ini akan berakhir dengan kerjasama antara guru, keluarga dan pemerintah jika memang berkomitmen kuat untuk memperbaiki pendidikan kita. Sebanyak apapun anggaran pendidikan yang diberikan pemerintah, jika tidak ada kerjasama yang baik dari pihak sekolah, keluarga dan pemerintah, maka hanya sebuah mimpi saja pendidikan kita akan maju. Wallahu a’lam bissawab. ***

Selasa, 10 Februari 2009

ISLAM YES PARTAI ISLAM OK….!!!

 

image415 

Oleh : M. REDHA HELMI
Sekretaris Umum KAMMI Daerah KEPRI dan
Aktivis Mahasiswa STAI-MU Tanjungpinang

Dalam perkembangan sejarah politik Pemilu telah diadakan sebanyak sembilan kali, mulai dari tahun 1955 sampai dengan tahun 2004 dan selama itulah di Indonesia telah mulai banyak melahirkan para pemikir-pemikir dan para pakar-pakar politik. Parta-partai politik mulai bermunculan mulai dari yang sosialis, religius, nasionalis dan lain sebagainya. Dunia politik sudah mulai degemari oleh sebagian masyarakat Indonesia, apalagi ketika reformasi tahun 1998 ketika runtuhnya kekuasaan Presiden kedua NKRI. Para poltikus mulai bermunculan dengan lambang dan warna partai serta ciri khas masing-masing dari mereka.

Sekarang Indonesia akan memasuki Pemilu secara langsung,pemilu yang sudah dinanti-nantikan oleh para elit politik yang sudah haus dengan kekuasaan dan orang-orang yang sudah rindu dengan kesejahteraan masyarakat. Pemilu 2009 sudah diambang pintu tinggal beberapa bulan lagi pesta demokrasi ini akan dilangsungkan di Negara yang kita cintai ini.

Mungkin masih segar di ingatan kita tentang bagaimana seorang tokoh mahasiswa yang idialis memproklamasikan tentang sebuah statement ”ISLAM YES PARTAI ISLAM NO” sungguh sebuah statement yang sangat menyakitkan hati para aktivis Islam yang pada saat itu sedang memperjuangkan Islam untuk bisa ditegakkan syari’atnya di bumi Indonesia ini. Jika bukan partai Islam lantas kendaraan partai apa yang akan kita pilih? Indonesia adalah negara demokrasi untuk menjadi wakil rakyat yang akan memperjuangkan aspirasi masyarakat maka kita harus mengikuti pemilu dengan menggunakan kendaraan parpol.

Penulis sengaja menulis dengan judul “Islam Yes Partai Islam Ok” bukan berarti ingin melawan statement diatas, tapi sebagai control of social penulis hanya menjalankan tugas untuk mengontrol keadaan social masyarakat. Saat ini kita sudah melihat begitu banyak partai-partai Islam yang telah bermunculan di Indonesia ini apalagi pada tahun 2009 ini dari 44 partai yang menjadi peserta pemilu terdapat delapan partai yang menggunakan idiologi, lambing dan secara tegas menyatakan sebagai partai Islam. Ini merupakan kabar baik bagi masyarakat karena sudah banyak orang-orang islam yang peduli dengan pemilu meskipun masing-masing membawa kepentingan tersendiri.

Pemilu 2009 nanti merupakan pemilu yang membingungkan bagi sebagian masyarakat karena terlalu banyak partai yang akan dipilih bahkan ada yang berniat akan golput dalam pemilu nanti, padahal sebenarnya hal itu tidak selayaknya dilakukan dan MUI telah mengharamkan tindakan golput.

Pada kesempatan ini, penulis menyarankan ada beberapa hal yang harus kita lakukan ketika ingin memilih pada pamilu 2009. terutama bagi pemilih yang ingin memilih dan mendukung partai Islam, karena tidak semua partai Islam bisa kita pilih. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menilai partai Islam seperti apa yang layak kita dukung.

Pertama, memiliki Visi Misi yang jelas dalam usaha kemakmuran bagi masyarakat yang dilaksanakan dengan nyata. Setiap parpol memiliki visi misi masing-masing, secara program kita mesti tahu visi misi dari setiap parpol karena visi misi adalah sebuah tujuan yang akan dicapai oleh parpol tersebut, namun apalah artinya visi misi yang memihak rakyat tapi hanya tertuang di selembar kertas yang tanpa ada hal yang dibuat untuk mewujudkannya.

Kedua, komponen yang ada dalam organisasi partai tersebut betul-betul menerapkan kewajiban Islam secara Umum. Yang dimaksud kompenen disini adalah pimpinan dan seluruh jajaran  yang ada di partai tersebut. Kenapa harus kewajiban umum yang menjadi ukuran seperti Shalat bejama’ah, puasa, dan seterusnya? Karena kualitas sesorang dapat dinilai dari ketaatannya dalam melaksanakan perintah Allah. Karena apabila orang-orang yang ada dalam partai tersebut benar-benar melaksanakan syari’at dengan baik, maka kemungkinan kejahatan yang dilakukan akan semakin berkurang dan tentunya orang dan partai tersebut mampu menjadi wakil rakyat yang amanah dan memihak rakyat.

Ketiga, sistem yang ada pada partai tersebut. Setelah visi misi dan komponen pengurus partai, maka selanjutnya adalah sistem partai tersebut karena untuk mencapai visi misi dan kepribadian komponen partai yang baik itu terdapat pada sistem yang mengatur partai tersebut. Aturan-aturan partai yang tersusun dengan baik akan melahirkan komitmen yang kuat dari para kadernya untuk mewujudkan visi misinya dan melahirkan orang-orang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajibannya sebagai wakil rakyat

Keempat, partai adalah sarana untuk berdakwah menyampaiakn syari’at Islam bukan dakwah islam sebagai sarana partai untuk mendaptkan kekuasaan. Masyarakat di tuntut jeli dalam masalah yang satu ini karena kita sering mendengar dan melihat setiap partai Islam menampilkan para tokoh dan kiayinya serta mengaku sebagai partai dakwah namun kenyataan dilapangan belum tentu benar, jadi pemilih harus jeli melihat hal ini. Lihatlah bagaimana realias dilapangannya apakah benar partai itu melaksanakan dakwah atau hanya sekedar cara untuk memperoleh suara.

Mungkin masih banyak lagi criteria partai Islam ideal yang bisa kita nilai dan penulis yakin masyaakat juga sudah memiliki criteria tersendiri tantang bagaimana parpol Islam ideal yang akan dipilih, namun Apa yang penulis paparkan dalam tulisan ini merupakan pemikiran dari penulis, jadi bisa benar dan bisa juga keliru serta bisa di ikuti dan bisa tidak di ikuti. Namun sekali lagi penulis hanya mencoba membantu mencerahkan pemikiran kita tentang partai Islam ideal yang harus kita pilih.

Dalam beberapa tahun terakhir ini memang sering kita melihat berita tentang bagaimana kriminalitas yang dilakukan oleh anggota dewan dari partai-partai Islam mulai dari korupsi, asusila dan lain sebagainya, tapi itu semua bukan berarti menggambarkan bahwa orang partai Islam adalah orang yang bermasalah semua. Mungkin ditengah masyarakat ada rasa jengkel yang begitu mendalam terhadap para pelaku politik apalagi parai Islam yang melakukan tindakan criminal,tapi jangan sampai hanya karena orang tertentu lantas kita menilai semua orang sama dan semua partai itu sama saja penipunya. Hendaknya sebagai masyarakat yang beriman kepada Allah kita harus tahu dengan jelas siapa yang kan kita pilih nanti sehingga akan mengurangi kekecewaan masyarakat tehadap politik dan bahkan dapat menghilangkan kekecewaan masyarakat yang selama ini telah dilukai oleh wakil mereka.

Akhirnya penulis hanya bisa menyampaikan bahwa partai tidak semuanya sama masing-masing punya karakter dan ciri khas tersendiri, jadi sebelum menentukan pilihan kenalilah partai dan orang yang akan anda pilih, bisa dengan kriteri yang penulis paparkan atau criteria yang lainnya agar kita tidak menyesal di masa yang akan dating dan marilah kita dukung pemilu 2009 anti dengan mengatakn Islam Yes Partai Islam OK. Wallahu ‘alam bissawab***

Senin, 02 Februari 2009

Pemilu 2009 Perang Iklan Politik

 

Batam Pos Senin, 02 Pebruari 2009

Oleh: M. Redha Helmi

Sekum KAMDA Kepulauan Riau

Pemilu Legislatif tinggal beberapa bulan lagi. Seluruh Partai Politik yang menjadi peserta pemilu semakin genjar melakukan berbagai kegiatan-kegiatan sosial untuk mencari simpati dari masyarakat. Aktivitas yang semulanya jarang dilakukan kini sudah mulai sibuk. Rumah yang awalnya kosong tanpa penghuni sekarang sudah mulai dipernik dengan warna partai dan lambang partai. Bendera-bendera partai masih berkibar di sepanjang jalan di kota-kota besar maupun kecil.

Suasana seprti ini menambah gairah pesta demokrasi 2009 Berbagai upaya telah dilakukan oleh para elit politik untuk mensosialisasikan partainya kepada masyarakat dengan harapan masyarakat simpati dengan pertainya. Para elit partai politik mulai melakukan berbagai cara dengan mengeluaran biaya habis-habisan untuk meraih kemenangan di pemilu 2009 nanti. Pemilu presidenpun ikut mewarnai pesta demokrasi yang sudah diambang pintu ini. Berbagai iklan parpol dan capres mulai bermunculan di televisi dengan menampilkan berbagai program unggulan mereka bahkan mereka tidak segan-sega untuk mengkritik lawan politiknya. Akhir-akhir ini di beberapa media cetak dan elektronik mulai muncul berbagai Iklan yang dilakukan oleh para pembesar partai.

Bahkan Presiden dan Wakil presiden pun mulai melancarkan serangan merebut simpati rakyat dengan mengungkit-ngungkit jasa mereka saat memimpin bangsa ini. Presiden SBY mengandalkan program turunnya BBM sebanyak tiga kali sebagai ukuran keberhasilan dan keterpihakannya kepada masyarakat, padahal semua itu sudah kewajiban seorang pemimpin yang sebenarnya dan tidak perlu di ungkit dan jadikan sebagai ajang merekrut simpati dari rakyat.

Melihat hal ini Wakil presiden juga tidak mau kalah, JK mulai melancarkan iklan tentang ekspor beras yang akan dilakukan oleh Indonesia dan swasembada beras berkat perjuangan para dewan dari partainya yang telah berhasil memperjuangkan itu semua,padahal sekali lagi penulis katakan bahwa itu semua memang sudah kewajiban wakil rakyat untuk memperoleh apa yang menjadi hak rakyat. Kemudian calon prsiden Megawati Soekarno Putripun Mulai ikut berperang dengan menawarkan program 100 hari semabako murah, berbagai tawaran program dilakukan untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat.

Bahkan secara gamblang putri Proklamator Indonesia ini tidak segan-segan mengkritik pemerintahan SBY dengan mengatakan pemrintahan SBY seperti permainan yoyo. Halida Hatta putri mantan Wakil Presiden pertama Indonesiapun ikut turun lapangan dengan menghadirkan tokoh sang ayah dan menawarkan perjuangan baru untuk kesejahteraan rakyat indonesia.

Apa yang penulis paparkan diatas merupakan sebuah hal yang telah terjadi pada bangsa ini. Apa dan siapa yang akan menjadi pilihan rakyat pada 2009 nanti semuanya masing sebuah tanda tanya yang besar bagi kita. Selaku rakyat biasa penulis menilai apa yang dilakukan oleh para elit politik ini merupakan suatu hal yang seharusnya tidak dilakukan. Sebagai pemimpin sudah selayaknya ia menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya bukan lantas minta di puji lagi karena telah memberikan hal yang baik rakyatnya.

Para pemimpin partai politik melakukan kampanye iklan ini telah mengeluarkan tenaga biaya dan waktu bahkan status sosialnya. Kita bisa melihat ini semua ketika terajdinya perselisihan antara presiden SBY dan Capres Megawati. Sadar atau tidak iklan politik yang telah mereka lancarkan bisa menjadi bumerang yang suatau saat nanti akan menyerang mereka sendiri dan merusak citra bagi mereka. Bagi masyarakat perang iklan yang terjadi saat ini merupakan suatu hal yang tak layak karena sudah ada indikasi untuk saling menjatuhkan satu sama lainya. Padahal masih banyak permasalahan bangsa ini yang harus diselasaikan dan membutuhkan persatuan dari semua pihak dan kalangan. Bagaimana mugkin bangsa Indonesia akan maju,jika pemimpin dan rakyatnya saling menjatuhkan.

Bagaimana mungkin akan tercipta pamilu yang bersih, aman dan tentram jika pesertanya yang seharusnya menjadi figur dan teladan rakyat saling menjatuhkan. Saat ini rakyat Indonesia membuthkan para pemimpin yang berjiwa pahlawan. Pahlawan yang memiliki kemampuan diluar dari batas manusia biasa, orang yang berjuang untuk kepentigan umat bukan hanya kepentingan pribadi atau golongannya. Pemimpin yang berjiwa kesatria yang berkorban untuk kepentingan rakyatnya. Pemimpin yang tidak datang ketika ada perlu dengan rakyat dan meninggalkan rakyat dengan begitu saja ketika keinginannya telah terpenuhi.

Rakyat indonesia sudah lelah dengan politik seperti ini. Para pejabat yang datang dengan segudang program dan berjuta janji manis, namun janji hanya tinggal janji setelah hasratnya terpenuhi mereka lupa dengan orang yang talah mengantarkan mereka kepada kursi panasnya. Apakah hal seperti ini akan terus mewarnai kehidupan politik bangsa ini? Jika hal ini terus terjadi maka yakinlah pemilu 2009 nanti akan banyak rakyat yang golput karena memang rakyat sudah bosan dengan janji-janji semu kampanye para elit politik. Para calon pemimpin parpol berasumsi bahwa lebih banyak dikenal maka peluang dipilih lebih banyak tapi padahal itu semua bukanlan penentu bagi mereka karena semua keputusan ada di tangan rakyat.

Lantas apa yang akan menjadi pilihan rakyat jika pemimpin bangsa ini sudah berani menawarkan diri untuk memimpin bangsa ini? Apakah rakyat akan memilih partai iklan terbanyak dan terbaik atau rakyat memilih partai yang selama ini telah ada berjuang demi kepentingan mereka tanpa pamrih? Yah itu semua ada di tangan rakyat tanggal 9 April ada penentu bagi masa depan partai peserta pemilu 2009 ini. Jika rakyat indonesia memilih partai yang bagus iklannya maka beruntunglah partai tersebut, tapi sebaliknya jika rakyat tidak terpengaruh dengan iklan maka siap-siaplah untuk menerima kekalahan. Wallahu ’alam bissawab. ***

Sabtu, 31 Januari 2009

Mengapa Rokok Diharamkan?

 Batam Pos
Sabtu, 31 Januari 2009 
 

Oleh: M.Redha Helmi
Sekum KAMMI Kepri

Setelah dikeluarkannya fatwa MUI tentang haramnya rokok dengan kriteria tertentu yakni, anak-anak remaja, wanita hamil, merokok di tempat umum dan haram bagi pengurus MUI merokok mengundang berbagai kontroversi di kalangan masyarakat. Pengurus Besar Nahdatul Ulama menyatakan bahwa merokok tetap makruh hukumnya karena haram yang difatwakan oleh MUI hanya bagi kalangan tertentu dan bahayanya masih relatif tidak seperti minuman khamar dll..

Apapun yang menjadi kontroversi itu sebagai masyarakat umum penulis menanggapi dengan respon yang sangat positif. Fatwa yang dikemukakan MUI tentuya berlandaskan dengan pemikran-pemikiran dan pengkajian yang dalam. Tentunya ada hal yang membuat MUI mengeluarkan fatwa ini, sama halnya tentang haramnya golput tentunya semua ini bukan hanya sekadar mencari sensasi belaka. Sebagai penerus risalah para rasul tentunya MUI tetap memberikan rambu-rambu kepada masyarakat umum tentang syari’at yang diajarkan oleh Islam

Dalam tulisan singkat ini penulis mengajak kita semua untuk mencoba melihat dampak yang timbul dari rokok, kenapa sampai MUI berani menfatwakan bahwa rokok haram. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita jadikan rujukan kenapa rokok harus haram.

Pertama, merokok adalah perbutan yang dipandang sebagai hal yang sia-sia karena tiap asap yang dihisap oleh perokok merupakan racun bagi perokok itu sendiri, dampak mudhartnya lebih banyak dari pada manfaat. Dalam ajaran Islam hal yang membawa mudharat lebih banyak dari pada manfaat adalah harus dijauhi atau lebih kerasnya adalah haram, sama halnya Allah mengharamkan khamar sebagaimana tertera pada Al-Quar’an surah Al- Baqarah ayat 219 yang artiya :

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya………….”( Q.S Albaqarah :219)

Dalam ayat ini jelas disebutkan bagaimana dampak dari khamar dan judi lebih besar dosa ketimbang manfaat. Sama halnya dengan rokok, setiap batangan rokok mengandung racun yang berbahaya bagi perokok aktif (orang yang merokok) dan perokok pasif (tidak merokok,tapi terhirup asap rokok), ribuan zat kimia berbahaya terdapat dalam rokok tersebut, jadi jelaslah bahwa rokok tidak layak untuk di konsumsi apalagi untuk ibu hamil, anak-anak serta merokok di tempat umum. Meski bahayanya tidak langsung dirasakan si perokok, namun dampaknya tetap akan berimbas pada perokok aktif dan pasif. Tidak ada untungnya menghisap rokok, mungkin bagi sebagian kalangan merokok ada yang berpendapat bahwa rokok dapat memberikan ketenangan baginya tapi perlu kita ingat kembali bahwa ketenangan yang sebenarnya itu adalah mengingat dan zikir kepada Allah bukan rokok.

Kedua, seperti yang dipaparkan tadi secara kesehatan rokok sudah jelas merugikan individu dan masyarakat,kemudian selanjutnya secara ekonomi rokok juga sangat merugikan karena harga rokok yang relatif mahal kerimbang sembako. Menurut prasurvey yang penulis lakukan disetiap kegiatan dan acara-acara umum di perkampungan biasanya panitia itu banyak mengeluarkan uang rokok dari pada uang konsumsi padahal uang yang digunakan untuk membeli rokok sama saja dibakar dan di buang. Secara ekonomi jika kita hitung keuntungan dari orang yang tidak merokok akan lebih banyak dari pada yang merokok. Bayangkan saja jika setiap harinya kita harus membakar uang kita sejumlah Rp. 15.000 hanya untuk membeli rokok, jika uang itu kita tabung atau kita simpan maka tiap bulannya kita akan mengumpulkan uang sejumlah Rp. 450.000/Bulan. Bayangkan betapa banyaknya pengeluaran yang kita lakukan hanya untuk merokok. Kita hanya akan membakar uang kita dengan sia-sia.

Ketiga, secara sosialnya dampak yang bisa ditimbulkan cukup berbahaya. MUI mengharamkan merokok di tempat umum dikarenakan di tempat umum banyak terdapat berbagai lapisan masyarakat mulai dari anak-anak sampai lansia (lanjut usia). Bagi perokok aktif mungkin merokok di tempat umum sudah hal yang lumrah tetapi Agama Islam mengajarkan hidup untuk toleransi terhadapa sesama manusia. Asap yang ditimbulkan dari rokok dapat mengganggu kesehatan orang lain yang berada di tempat umum. Kemudian, mungkin kita masih ingat tentang bagaimana kasus pencurian yang dilakukan oleh seorang pemuda yang hanya ingin membeli sebatang rokok. Apa yang akan anda katakan tentang hal ini? Apakah masih bisa dikatakan makruh jika untuk memnuhi hasrat merokok saja harus mencuri. Itu hanya sebagian kriminalitas kecil yang dilakukan masyrakat umum yang hanya ingin menghisab racun rokok.

Keempat, dari pandangan dunia pendidikan kita juga bisa melihat bagaimana pengaruh rokok bagi para pelajar. Saat ini kita semua bisa melihat baik di televisi maupun di daerah kota Tanjungpinang yang kita cintai ini. Banyak sekali para pelajar yang menghisab racun 9 cm itu ( rokok), bahkan saat jam sekolahpun kadang-kadang ada terlihat pelajar yang ngumpul-ngumpul dan merokok bersama dengan menggunakan seragam dinas sekolah. Bagaimana mungkin hal ini akan terus kita biarkan, pelajar yang menjadi harapan bangsa sibuk dengan ngumpul bersama menghisab racun rokok dan akhirnya bisa saja membawa ke arah yang lebih jauh lagi yakni narkoba. Siapa yang bisa menjamin pelajar yang pecandu rokok akan terhindar dari pengaruh narkoba? Tentunya kejahatan itu dimulai dari hal yang kecil sehingga dengan keberanian dan rasa ingin tahunya lantas mencoba hal yang lebih.

Itu semua adalah sebagian kecil dampak yang bisa kita kaji dari berbagai sisi dan masih banyak lagi kerugian lain yang bisa menimbulkan dampak negatif bagi para perokok dan masyarakat lainya. Bagi para perokok yang sudah kecanduan dengan rokok menolak dengan keras tentang fatwa MUI ini karena mereka menganggap ini hanya sebuah cara bagi MUI untuk mencari sensasi dan bahkan ada yang tak perduli sama sekali dengan fatwa ini. Merokok merupakan sebuah kebiasaan buruk yang sudah mendarah daging di kalangan masyarakat kita, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang tua, laki-laki dan wanita menkonsumsi rokok meski sudah jelas tertera dikotak rokok tentang bahayanya namun tetap saja tidak di gubris sama sekali

Apapun yang kini telah di fatwakan MUI sebagai orang yang beriman dengan ajaran Islam maka kita harus mentaatinya dan mendukung apa yang dilakukan oleh MUI. Meskipun sebenarnya keputusan ini masih menimbulkan kerancuan tapi tindakan yang telah dilakukan MUI merupakan sebuah langkah yang tepat melihat kondisi yang terjadi saat ini. Jika bisa memberikan saran dan masukan penulis menyarankan agar fatwa ini tidak hanya sekedar fatwa namun dibuat sebuah PERDA yang mengatur tentang masalah ini, karena fatwa sekeras apapun akan tetap saja dilanggar jangan kan Fatwa MUI, perintah Allah yang jelas dalam Al-Qur’an tentang  mengharamkan judi dan khamar saja msih banyak dilanggar oleh manusia. Akhirnya penulis mengajak para pembaca sekalian, marilah kita dukung bersama tentang fatwa-fatwa MUI. Wallahu a’lam Bissawab. ***

Kamis, 22 Januari 2009

Pilih Caleg yang Dekat Dengan Tuhan

 

Jelang Pemilu 9 April 2009

Oleh : M. REDHA HELMI

Sekum KAMMI Kepulauan Riau

Panca keputusan MK tentang sistem suara terbanyak membuat suhu pemilu semakin memanas, hal ini jelas terlihat dan kita rasakan. Disepanjang jalan kota terpampang berbagai macam warna bendera parpol, foto para colon legislatif mulai dari baliho kecil sampai yang berukuran sangat besar. Semuanya menggambarkan betapa antusianya para peserta pemilu untuk memenangkan pemilu 2009 nanti,uporia ini tidak hanya terjadi di daerah perkotaan namun di desa-desa kecilpun sangat terasa sekali nuansa politik Pemilu 2009.

Beberapa waktu yang lalu orang nomor satu di Kota Gurindam ini yakni Walikota Tanjungpinang Ibu Hj. Suryatati A Manan menyerukan kepada para calon legislatif agar mendekatkan diri dengan Tuhan agar siap menerima kemenangan ataupun kekalahan dalam pamilu 2009 nanti. Peristiwa ini mengingatkan penulis tentang kisah Khalifah Umar Bin Khattab ketika ingin memilih seorang Gubernur. Saat itu sebelum beliau memilih, Khalifah Umar Bin Khattab menyebarkan selebaran yang mengatakan bahwa beliau akan memilih Gubernur yang dekat dengan Allah yang indikasinya adalah orang yang rajin melaksanakan shalat di masjid. Pernyataan ini dilanjutkan oleh Khalifah Umar dengan mengatakan alasanya memilih seperti itu karena bagaimana mungkin seorang manusia itu bisa di percaya jika dengan Allah Yang Maha Tahu, Yang Maha Melihat Segala tindakan manusia saja dia berani berbohong apalagi dengan atasan dan rakyatnya yang sama-sama manusia.

Pernyataan Khalifah tersebut sangat masuk pada logika manusia, memang benar apa yang beliau katakan manusia yang tidak taat kepada Sang Khalik adalah manusia yang tidak bisa di percaya. Dihadapan Allah saja dia tidak melaksanakan perinah Allah yang telah Menciptakannya apa lagi perintah atasan dan rakyatnya. Pemillu 2009 adalah salah satu ajang pesta demokrasi yang akan dilalui oleh masyarakat Indonesia. Harapan perubahan kearah yang lebih baik selalu menjadi harapan segenap rakyat.

Bercermin dari kisah Khalifah Umar bin Khattab di atas maka ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kisah ini menjelang pemilu nanti yakni keputusan Khalifah Umar dalam memilih Gubernurnya,belaiu memilih orang yang rajin shalatnya hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa pemimpin yang baik adalah yang dekat dengan Tuhannya sama halnya sperti yang telah dikatakan oleh ibu Walikota Tanjungpinang Hj. Suryatati A Manan. Orang yang dekat dengan Allah akan senantiasa ingat akan amanah yang ada pada pundaknya, setiap apa yang akan dilakukannya senantiasa ia niatkan sebagai ibadah buatnya karena memang manusia di ciptakan didunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Dalam pertarungan pemilu nanti sebuah kepastian bagi kita adalah kemenangan dan kekalahan. Seyogyanya semua orang pasti siap dan bisa menerima sebuah kemenangan namun sebuah kekalahan tidak semua orang bisa menerimanya. Jika kita kembali melihat keadaan yang terjadi saat ini ada sebuah kebimbangan yang dirasakan oleh rakyat kita. Melihat begitu besarnya pengeluran materi yang dilakukan oleh para caleg membuat kekwatiran masyarakat muncul akan adanya usaha pengembalian modal yang akan dilakukan para caleg apabila lolos menjadi Anggota DPR. Jika hal ini terjadi maka harapan perubahan yang lebih baik akan semakin jauh.

Ada beberapa alasan kenapa penulis menyerukan untuk memilih caleg yang dekat dengan tuhan. Alasan pertama,orang yang dekat dengan Tuhan adalah orang yang senantiasa membersihkan jiwanya (tazkiatun nufus) sebagaimana orang-orang shaleh dahulu. Dia akan senantiasa ingat akan amanah yang ada padanya yakni sebagai wakil dari rakyat yang harus melayani rakyatnya bukan minta dilayani oleh rakyat. Jika kita kembali melihat realita banyak sekali anggota DPR dan DPRD yang selalu minta dilayani dengan uang rakyat, rapat di hotel-hotel megah yang hanya menghamburkan uang rakyat dan mungkin masih banyak lagi kezaliman yang dilakukan oleh para wakil rakyat .

Alasan kedua,kenapa harus pilih caleg yang dekat dengan tuhan karena niatnya adalah untuk kepentingan umum bukan pribadi ataupun golongan. Setelah terpilih dia tidak akan menjadikan kursi dewan sebagai penghasilannya atau sebagai ajang untuk mengumpulkan harta kekayaan bahkan sebaliknya dia akan menyalurkan uang rakyat sesuai pada porsinya dan untuk rakyatnya. Akan tersalurkanlah segala kebutuhan rakyat yang diinginkan dan insya Allah akan mensejahterakan rakyatnya. Korupsi yang selama menjadi penyakit dan iab bangsa yang telah menggerogoti kursi dewan dan pemerintahan akan terkikis jika pemerintah dan wakil rakyatnya dekat dengan sang Khalik

Alasan ketiga, Caleg yang dekat dengan Tuhan adalah orang yang mampu menggunakan fasilitas yang ia punya sebagai sarana untuk mensejahterakan rakyat bukan kesejahteraan pribadi ataupun kelompoknya. Ketika duduk di kursi dewan nanti dia akan mendapatkan berbagai fasilitas untuk mempermudah pekerjaannya, namun sebagai mana kita lihat sekarang fasilitas itu hanya sedikit sekali yang diguakan untuk kepentingan rakyat bahkan kebanyakan digunakn untuk kepentingan pribadi belaka, hal ini terjadi karena banyak dewan kita yang tidak dengan dengan tuhan. Untuk lebih nyatanya kisah  Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan contoh nyata bagi kita, ketika beliau menjadi khalifah dalam waktu kurang lebih tiga tahun beliau mampu memberantas kemiskinan, bahkan Badan Amil Zakat (BAZ) tidak mampu mencari rakyat miskin sebagi penerima zakat dan diceritakan pada suatu malam beliau sedang bekerja dirumahnya tiba-tiba datang seorang sahabat yang ingin membicarakan tentang hal pribadi kepada beliau dan ketika itu juga beliau mematikan lampu yang ia gunakan pada saat itu dan sang sahabat bertanya kepada beliau kenapa mematikan lampunya lantas beliau menjawabnya dengan tenang dan berkata ”lampu ini adalah milik rakyat sedangkan kita akan berbicara hal pribadi jadi tak patut kita gunakan lampu ini hanya untuk urusan pribadi”, ini merupakan kisah yang nyata dari seorang pemimpin yang dekat dengan Allah SWT dan bukan sebuah dongeng belaka.

Alasan yang keempat, kenpa harus memilih Caleg yang dekat dengan Tuhan adalah karena orang yang dekat dengan tuhan akan selalu merasa di awasi oleh Allah Yang Maha Melihat sehingga akan terhindar dari melakukan perbuatan maksiat, sebagai mana yang tejadi saat ini. Kita melihat banyak sekali para yang anggota dewan yang katanya terhormat tetapi malah menghinakan institusinya sendiri. Beberapa waktu lalu masih terngiyang di telinga kita tentang kasus suap yang menimpa salah satu anggota DPR RI, kasus asusila tentang perselingkuhan anggota DPR RI, tidak hanya satu orang bahkan lebih dari itu. Ini adalah gambaran yang diberikan oleh Allah SWT bahwa orang yang melupakan Allah akan lupa dengan dirinya sendiri. Apakah kita akan terus berdiam diri melihat wakil rakyat seperti ini? Tentunya kita berharap tidak demikian.

Masih banyak alasan lain yang menjadi dasar bagi penulis kenapa kita harus memilih pemimpin yang dekat dengan Tuhan. Gambaran penomena yang terjadi di pemerintahan kita sudah cukup menjadi pelajaran bagi kita agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Caleg yang tidak dekat dengan Tuhan akan menghalalkan segala macam cara untuk menggapai apa yang dia inginkan. Apapun akan dilakukan asalkan lolos menajdi anggota dewan. Dan jika terpilih nanti maka dia akan menggerogoti uang rakyat, dia akan mengeruk uang rakyat sebagai ganti terhadap pengeluaran yang ia lakukan pada saat masa kampanye yang lalu. Jika hal itu terjadi maka rakyat akan kembali sengsara.

Dalam kesempatan ini penulis menyerukan kepada para masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Provinsi Kepulauan Riau agar berhati-hati dalam menentukan pilihan pada pemilu 2009 nanti karena pilihan ini akan menentukan bagaimana bangsa ini lima tahun yang akan datang. Rakyat hendaknya jeli dalam memilih jangan mudah tergoda dengan iklan kampanye, pesona wajah para caleg, penampilan, uang yang diberikan dll, tapi lihatlah bagaimana hubungannya dengan Sang Khalik dan kehidupanya dengan masyarakat karena hal itulah yang akan menunjukkan kewibaan dan kharisma pemimpin sesungguhnya. Ingatlah jangan hanya uang lima puluh ribu kita korbankan lima tahun. Terakhir harapan penulis semoga rakyat bisa menentukan pilihan kepada orang yang tepat, sehingga harapan kita untuk hidup sejahtera dapat terwujudkan.***)

BELAJAR MEMBANGUN KEMAMPUAN MECINTAI

  Cinta adalah gagasan tentang bagaimana membahagiakan dan menumbuhkan orang lain. Selanjutnya adalah kemauan baik yang menjembatani gagas...